Tuesday, November 20, 2012

Oleh :
Habiburrahman El-Shirazy

Ketika seorang ibu Palestina melahirkan anaknya
Ia lantunkan suara adzan di telinga kanannya
Dan pangggilan qamat di telinga kirinya
Lantas ia tanamkan sebuah pesan suci dalam hatinya
Anakku, ayo sebut nama Allah,
Cepatlah bangkit, ambillah surgamu, ambillah mahkotamu
Yang dirampas ular bersisik bintang setan bernama Israel durhaka.
Anakku, Ular itu menjijikkan ibumu,
Ular itu menjijikkan seluruh umat manusia
Ular itu meresahkan dunia
Cepat bunuh dia, rajam dia dengan batu-batu neraka.
“Anakku, ayo sebut nama Allah,
Cepatlah bangkit, ambil batu-batu itu
rebutlahlah surgamu, rebutlah mahkotamu
Jangan ragu!!
Jika kau mundur setapak saja
Melawan Israel durjana
Yang telah berabad-abad menjadi musuh Tuhanmu,
Menjadi musuh nabimu,
Menjadi musuh ibumu,
Menjadi musuh ayahmu,
Dan menjadi musuh saudara-saudaramu seluruh umat manusia
Jangan kau sebut aku ini ibumu.”
Seketika itu satu juta pahlawan Palestina tercipta
Dengan keberanian luar biasa
Dengan dada merah menyala
Bergerak bersama-sama
Bersenjata batu-batu neraka
Siap melumat Israel durjana sejadi-jadinya
Tanpa sisa.

(Cairo, 21 Oktober 2000, ditulis untuk mengenang terbunuhnya Shafia, bocah Palestina berumur  tiga tahun yang ditembak tentara Israel beberapa hari setelah tertembaknya Muhammad Al Dorrah)
Allahummanshur ikhwaana fii Filistiin..

Posted on Tuesday, November 20, 2012 by Akhdan Mumtaz

No comments

“Kaulah ibuku, Cinta kasihku,
Pengorbananmu sungguh sangat berarti,
Kaulah ibuku, Cinta kasihku,
Terimakasihku tak akan pernah terhenti,
Kau bagai matahari yang slalu bersinar,
Sinari hidupku dengan kehangatanmu”
(Ibu oleh Haddad Alwi feat Farhan)

Sebuah kabar yang saya terima sore ini begitu mengagetkan. Berawal dari melihat postingan digrup FB hingga saya coba pastikan kepada salah seorang tokoh pemuda. Ya, kabar dari dusun Medangan, Desa Tersan Gede, tempat yang menjadi lokasi KKN saya beberapa bulan yang lalu. Bahwa ibunda dari Bapak Kadus Medangan telah berpulang ke rahmatulllah. Semoga Allah Swt menerima beliau disisi-Nya dan memberikan tempat terbaik disisi-Nya.
Pertanyaanya mungkin mengapa saya harus bercerita tentang hal ini. Tidak lain karena ada sesuatu yang mengingatkan saya tentang beliau. Salah satu hal terbaik yang saya peroleh dari berbagai cerita selama KKN. Apakah yang spesial dari beliau, ibunda Pak Kadus? Maka disinilah saya bercerita.
Berawal dari interaksi kami bersama keluarga besar Pak Kadus setidaknya membuat kami sudah merasa menjadi bagian dari keluarga itu. Apalagi saya, yang sejak pertama kali datang ke dusun Medangan, menjadikan rumah Pak Kadus sebagai tempat pertama untuk bersilaturrahim. Dan hal luar biasa dari Ibunda Pak Kadus tidak terlepas dari kisah hidup Pak Kadus sendiri.
Ketika sorot balik kisah masa lalu Pak Kadus, beliau bercerita “Saya memiliki masa lalu yang cukup kelam Mas Idri. Bisa dibilang, saya adalah preman”. Pernyataan ini bagi saya sebuah hal yang wajar, bahkan ketika kita pertama kali bertemu beliau. Kita akan berkesimpulan awal seperti itu. Karena perawakan beliau yang bertato, potongan rambut yang panjang berkuncir. Hal yang akan jauh berubah ketika kita kenal beliau lebih dekat.
“Mabuk-mabukan, nyabu, dan perilaku lain yang mungkin tidak Mas Idri bayangkan pernah saya lakukan”, lanjut beliau. Perilaku yang diakui nyaris oleh semua penduduk dusun Medangan bahkan desa Tersan Gede. “Hal yang tetap diladeni ibu saya dengan penuh kesabaran dengan perilaku-perilaku buruk tersebut”, ungkap Pak Kadus. “Saya masih ingat betapa dahulu masih banyaknya barang yang kami miliki, hingga semua habis hanya karena saya. Ibu dengan sabar memenuhi segala perangai saya saat itu. Menghabiskan semua barang dan uang yang ada”, aku beliau.
“Sampai suatu ketika Ibu saya sakit Mas Idri”, ungkap Bapak Kadus. “Seketika itulah saya sadar bahwa satu-satunya orang yang masih tersisa didunia ini untuk saya adalah beliau. Lalu bagaimana mungkin saya menyia-nyiakan beliau. Maka dari itulah saya bertekad untuk berubah.
“Ketergantungan saya dengan obat-obatan pun coba diobati dengan mengikat saya selama beberapa hari diatas kasur di dalam kamar. Rasa sakit dan sungguh sangat berat untuk lepas dari ketergantungan itu. Nyaris selama beberapa hari itu, saya penuh dengan teriakan dengan ketidaktahanan saya. Namun, ketika mengingat wajah ibu, tekad untuk berubah itu pun muncul pada diri saya. Tekad kuat untuk tidak menyia-nyiakan dan mengecewakan beliau. Sehingga saya kuat dan bertahan. Hingga akhirnya saya bisa lepas dari ketergantungan itu. Itulah perubahan pertama saya”, ungkap beliau. Sungguh saya pada awalnya tidak menyangka bahwa beliau akan bercerita banyak tentang hal ini. Tapi, mungkin inilah hikmah yang Allah berikan  melalui KKN saat itu.
“Setelah perubahan itulah secara bertahap saya mulai berubah menjadi lebih baik Mas Idri. Berhenti dari kebiasaan-kebiasaan yang tidak seharusnya. Diantaranya mabuk-mabukan. Dahulu nyaris setiap hari hingga akhirnya secara bertahap berkurang”, lanjut beliau. “Hanya tetap ada sebuah penyesalan pada diri saya Mas. Mas bisa lihat kondisi ibu saya saat ini. Mas tidak akan yakin bahwa dahulunya beliau begitu sehat dan bisa dibilang gemuk. Namun, karena saya. Mas bisa melihat kondisi ibu sekarang”, cerita beliau dengan haru. Memang kondisi ibunda Pak Kadus saat itu kurus karena sakit yang dideritanya. Bahkan beberapa kali beliau sering harus ke rumah sakit dengan kondisi kesehatannya. Termasuk selama 1 pekan menjelang penarikan kami dari KKN. “Hal terbaik yang bisa saya lakukan saat ini adalah dengan merawat ibu sebaik-baiknya. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa yang telah saya lakukan dahulu”, tutup beliau.
Ya, mungkin pertemuan kami sangatlah singkat. 40 hari KKN, dalam interaksi dan menjadi bagian dari keluarga Pak Kadus. Dekat secara langsung dengan ibunda Pak Kadus sendiri belum sampai, hanya sempat bercakap ketika saat itu beliau rawat inap di rumah sakit. Dan hari ini, tepat jam 4 sore, kabar duka itu sampai kepada saya. Bahwa ibunda Pak Kadus yang membuat beliau berubah dan bertahan berpulang ke rahmat Allah Swt. Berikanlah tempat terbaikmu Ya Allah dan tabahkanlah keluarga yang ditinggalkan.
Insya Allah esok, kami akan ke dusun Medangan, desa Tersan Gede setelah kurang lebih 4 bulan belum bersilaturrahim kesana.
Wallahu a’lam bis shawab.
Yk.19.11.2012
*menulis ini membuat teringat akan Ayah & Ibunda
yang sudah 2 tahun belum bertatap muka


Idzkhir al-Mu’adz

Posted on Tuesday, November 20, 2012 by Akhdan Mumtaz

No comments

Saturday, November 17, 2012

Entah kenapa saya menjadi tercenung ketika akan menulis tema ini. Karena tema ini pastinya bercerita tentang sebuah perbuatan tercela. Dan saya pun bisa jadi tidak terlepas dari sifat ini. Termasuk ketika menulis ini. Akan tetapi, sungguh menjadi sebuah perenungan dan evaluasi bagi diri kita ketika memang penyakit ini benar-benar ada pada diri kita.

Ketika ditilik lebih dalam ”Menjatuhkan untuk menjadi yang naik” hanyalah salah satu cabang dari perbuatan dengki. Dengki, perbuatan tercela yang memiliki padanan kata “al hiqd”. Secara bahasa berarti kobaran panas yang dahsyat atau kobaran marah. Dan secara istilah bermakna menahan atau mengekang permusuhan dan kebencian yang ada didalam hati, karena tidak mampu menuntut balas sambil menunggu serta menanti kesempatan untuk mengungkapnnya dengan sosok atau bentuk apa pun. Na’udzubillah..

Dan salah satu bentuk menunggu serta menanti kesempatan untuk mengungkapannya adalah menjatuhkan orang lain dengan tujuan mengangkat diri sendiri pada satu momen yang dirasa sangatlah tepat. Bahkan menjadi sangat melegakan karena diakhir pertarungan momen ini kita bisa berkata, “Rasakanlah olehmu! Karena saya termasuk golongan yang menang”. Astaghfirullahal ‘adzhim..

Kita akan melihat realitas yang hadir dari sifat ini ketika berada pada hal yang berbau politik. Makna berbau politik berarti tidak hanya ditempat orang berpolitik akan tetapi juga di realias mu’amalah lainnya. Karena memang prinsip politik adalah merusak semua hal yang dimasukinya ketika dipahami oleh orang yang sangat tumpul pemahaman dan ilmunya. Betapa sangat sering tipu muslihat lahir hanya untuk menjatuhkan. Dengan bentuk mencela, memfitnah, menjelekkan, menebar aib saudara, dan bentuk-bentuk lain. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi itu semua ditutupi dengan wajah manis J, wajah terdzholimi L, dan wajah-wajah lainnya sehingga terlihat sangatlah indah dari luarnya. Na’udzubillahi min zalik.

Oleh karena itu, mari kita coba melihat lebih dalam pada diri kita beberapa cara dan bentuk dari dengki ini yang mungkin terlihat. DR Sayyid M. Nuh menyampaikan ada beberapa bentuk dan tanda dari sifat yang semoga kita dijauhkan oleh Allah darinya antara lain :
-      Mengacaukan profil orang tersebut (yang didengkikan)
-      Terfokus kepada beberapa kesalahan orang (yang didengkikan) tersebut
-      Menafsirkan beberapa sikap orang (yang didengkikan) tersebut sesuai dengan kesimpulan sendiri bahkan memberi cap atau label, dsj
-      Merendahkan setiap orang yang tidak mengakui kekuasaannya (yang tanpa sadar memiliki sifat dengki)

Pertanyaannya, adakah diri kita memiliki beberapa tanda-tanda diatas dalam berinteraksi dengan saudara kita? Apabila ada maka patutlah kita memohon ampun kepada Allah swt. Karena sungguh Allah berhak dan berkehendak untuk menelanjangi aib dan kita ketika menyimpan sifat ini. Karena Allah berhak menampakkan apa yang ada didalam hati kita.
“atau Apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan Menampakkan kedengkian mereka ?” (QS Muhammad : 29)
Dan bukankah sungguh memalukan ketika semua aib kita dibukakan tabirnya oleh Allah swt didunia?

          Menjatuhkan orang lain untuk menaikkan diri sendiri hanyalah bentuk yang tidak jauh berbeda dengan sifat ciptaan Allah yang menjerumuskan ayahanda kita, Adam as. Sebagaimana permintaannya kepada Allah swt saat terusir dari syurga. Siapa dia? Iblis yang dimurkai Allah swt.
71. (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah".
72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya".
73. lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya,
74. kecuali Iblis; Dia menyombongkan diri dan adalah Dia Termasuk orang-orang yang kafir.
75. Allah berfirman: "Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) Termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?".
76. iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Dia Engkau ciptakan dari tanah".
77. Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; Sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,
78. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan".
79. iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan".
80. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang diberi tangguh,
81. sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)".
82. iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
83. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.
84. Allah berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran Itulah yang Ku-katakan".
85. Sesungguhnya aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya.

Kita tentunya sangatlah hafal cerita ini. Namun terkadang lupa akan pelajaran dan hikmahnya. Kita paham bahwa pada akhirnya Iblis memilih untuk menjatuhkan Nabi Adam as dan kita sebagai keturunannya karena kedengkian dan kesombongannya. Memilih menjatuhkan manusia ikut bersamanya kedalam neraka dibandingkan bersujud menjalankan perintah Allah swt.

Bedanya, Iblis menyadari bahwa dia akan dimasukkan Allah kedalam neraka. Namun kita, menjatuhkan orang lain tanpa menyadari bahwa kita akan masuk kedalam neraka. Bahkan sangat sering dan mungkin merasa dengan menjatuhkan orang lain kita menjadi yang terbaik sehingga jauh dari neraka. IRONI, sungguh IRONI sekali.
Wallahu a’alam bis shawab..

Yk.17.11.2012
*dalam renungan akhir tahun
yang mengusik hati


Idzkhir al-Mu’adz

Posted on Saturday, November 17, 2012 by Akhdan Mumtaz

2 comments

Wednesday, November 7, 2012

Ada tanjakan ada turunan… 

Saat sedang menanjak, janganlah terlalu bernafsu mencapai puncak… atur nafas, atur tenaga, konstankan putaran…supaya efektif mencapai puncak…dan konsentrasi tetap ada untuk menghadapi turunan… 

Saat sedang menurun…,Janganlah kaget hingga terlalu cepat menarik rem… kau akan terjungkal dan makin terpuruk…Ikuti alur jalannya…Seimbangkan rem-nya… ambil momentum putarannya… hingga saat kau menanjak kau tidak membuang banyak tenaga… 

Bersepeda itu bukan masalah jumlah kilometer… 
Tapi lebih pada menikmati setiap kayuhan untuk mendapatkan tiap kilometer itu… 

Begitupula kehidupan… 

Hidup menarik bukan karena jumlah umur, tapi bagaimana kita menikmati setiap detik untuk mendapatkan umur tersebut… 

Bersepeda juga bukan masalah sepeda atau komponen yang ada di dalamnya…Tapi bagaimana menggunakan sepeda dan komponen tersebut untuk mendapatkan perjalanan yang menarik…Yang bisa kita nikmati, bisa kita ceritakan, bukan hanya menggunakan sepeda untuk kita banggakan harganya… 

Begitupula kehidupan… 

Kehidupan bukan masalah harta yang kita dapatkan, tapi bagaimana memaknai harga yang kita punya untuk membuat hidup kita lebih berharga secara batin, bukan hanya secara nominal… 

Ada pepatah Jawa bilang, "urip kuwi golek jeneng… ojo golek jenang"…  

Terjemahan bebasnya, "hidup itu cari nama bukan cari makan…", maksudnya hidup itu harus bermanfaat (bagi orang banyak) sehingga membuat nama yang baik, bukan hidup hanya cari harta tapi tak membuat perbedaan apa-apa.

Sama dengan sepeda, buat apa punya sepeda kalau cerita yang kita punya hanya pada saat kita membelinya… 
Bukan pada saat menaikinya…Bukankah menaikinya itu terlihat dan terasa lebih menarik…

"It is about the journey, not the destination…Because life is a Journey…"
                                                                          

*dikutip dari tulisan seorang teman di millist Bike to Work
Yk.7.11.2012



Idzkhir al-Muadz

Posted on Wednesday, November 07, 2012 by Akhdan Mumtaz

No comments