Begitu pun dakwah. Kita akan mengetahui
pahit manisnya dakwah dan daya tariknya dengan merasakannya lebih dalam. Kita
tidak akan tahu hanya dengan membaca, mendeskripsikannya tanpa ikut merasakan
langsung bahkan ikut lebih dalam. Ungkapan yang juga berlaku untuk kita yang
akan berkata jenuh dalam dakwah dan amanah.
Ketika kita berungkap jenuh bahwa sepertinya
yang kita lakukan stagnan tanpa ada pergeseran sedikit pun. Maka pastikan dulu
sejauh apakah totalitas kita untuk mengampu amanah itu. Karena sesungguhnya yang
menyebabkan apa yang kita lakukan itu stagnan tak bergerak adalah diri kita sendiri.
Bukankah seorang Muslim itu harus senantiasa bergerak. Karena seorang Muslim
itu berprinsip bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemaren.
Ketika kita berungkap jenuh karena
alasan bahwa sistem yang dijalankan salah dan akut. Maka pastikan dulu, sistem
yang kita jalankan sudah sejauh apa kita jalani. Sudah keseluruhan sistemnya
atau jangan-jangan kita baru menjalankan sebagian kecil dari sistem itu. Namun sudah
sangat yakin untuk berkesimpulan bahwa sistemnyalah yang salah.
Ketika kita berungkap jenuh karena
alasan bahwa sekarang bukan masanya memikirkan apa yang kita jalankan sekarang.
Sudah beda zaman. Sudah beda fase. Maka pastikan dulu, hal yang sekarang kita
jalankan itu sudah selesai sehingga pantas untuk beralih ke hal lain. Jangan-jangan
untuk fase yang kecil saja kita belum selesai sudah berbicara beralih ke fase
yang lebih besar.
Ya, JENUH? Bisa jadi kita hanya
mencari-cari alasan untuk sekedar meninggalkan dakwah dan amanah ini. Karena kita
belum menikmatinya. Karena kita masih menganggapnya beban. Karena menganggapnya
jebakan. Karena belum benar-benar tercelup total kedalamnya. Karena belum
benar-benar ikhlas karena-Nya.
Ya, JENUH? Siapakah yang lebih pantas
jenuh selain mereka yang telah menerjunkan dirinya kedalam dakwah dan amanah ini
lebih dahulu. Bukankah mereka secara kasat mata berkutak di hal yang sama
selama bertahun-tahun. Tidakkah Itu Jenuh? Tidakkah itu membosankan? Tidakkah
itu menjemukan? Tapi kita sangat tahu bagaimana mereka hingga hari ini. Bertahan
di hal yang sama.
Ya, JENUH? Bisa jadi…
Yk.1.11.2013
*renung Jumat
Didepan rak buku Andalusia
Idzkhir al-Mu’adz
0 comments:
Post a Comment