Malam itu, 22 Januari 2013, ditengah
gerimis dan kekhusu’an. Jumlah kami tidak banyak memang karena memang begitulah
adanya jumlah kami. Inilah forum rutin yang menjadi asasi bagi kami. Forum dengan
visi peradaban yang dengannya kami bersama-sama melejitkan potensi kami. Malam
itu, kami bersama menundukan wajah terhening dalam kekhusu’an. Melantunkan do’a
ini,
“Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,
telah berjumpa dalam taat padaMu,
telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari’atMu.
Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya.
Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan
keindahan bertawakkal kepadaMu.
Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.
Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan”
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,
telah berjumpa dalam taat padaMu,
telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari’atMu.
Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya.
Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan
keindahan bertawakkal kepadaMu.
Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.
Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan”
Dan kurang lebih,
4 tahun yang lalu, 3 September 2009 kami pun menutup perjumpaan hari itu dengan
do’a ini. Dalam kekhusu’an yang sama, karena hari itu Allah Berkehendak untuk
mempertemukan kami pertama kalinya disini. Bedanya ketika pada waktu ini kami khusu’
karena kebahagiaan menemukan saudara, sedangkan saat ini kami khusu’ karena
kami harus berpisah.
Mungkin inilah
yang dimaknai para mereka para filsuf. Bahwa dalam setiap perjumpaan, itulah
awal sebuah perpisahan. Namun inilah sebuah proses yang harus kami jalani. Bahwa
kami dipertemukan disini karena Allah, karena Islam sehingga kami pun
bersaudara. Dan ketika berpisah pun, insya Allah kami berpisah karena Allah,
karena Islam dan karena kami bersaudara. Bersyukurlah mereka yang bertemu dan
berpisah karena Allah swt karena Allah mencintai mereka.
Yk.24.1.2013
(Beberapa jam sebelum menuju ranah Minang)
*memaknai begitu banyak perpisahan karena Allah diawal tahun ini,
lingkaran cahaya, lingkar amanah dalam ridho Allah Swt
Idzkhir al-Mu’adz
0 comments:
Post a Comment