12 03 2013
(12 Maret 2013-read) sepertinya semua peserta acara hati itu berakhir dengan
kesan tersendiri untuk sebuah pesan berjalan. “Pesan kunng” maksudnya adalah
pesan/kesan/kritik/nasehat yang ditulis disecarik kertas berwarna kuning. Untuk
selanjutnya dijalankan dalam satu lingkaran forum. Ya, ini salah satu hal
sederhana yang sering saya lakukan sejak SMA. Sekedar untuk mendapatkan
pendapat orang lain bagi diri kita. Dan yang terutama bagi saya adalah
mendapatkan nasehat dari orang lain. Percaya atau tidak, sebuah sunnatullah
bahwa kita membutuhkan nasehat dalam hidup ini. Apalagi ketika kita menjadi
yang berada “diatas”, ketika semua orang menganggap kita menara gading. Justru pada
kondisi inilah seseorang butuh banyak nasehat. Sekali lagi, bagi saya kritik,
nasehat bahkan protes dan hujatan pun penting sebagai evaluasi diri. Maka “pesan
berjalan” ini cukup berarti.
Lalu apa
yang tertulis di “pesan kuning”? Banyak hal. Dari yang menyinggung masalah perbaikan
gizi, motivasi, kata-kata mutiara, nasehat, dll. Namun setidaknya ada 1 pesan,
Wallahu a’lam, pesan ini seperti menjadi permintaan, do’a dan renungan. 1 pesan
yang tidak hanya tertulis sekali. Pesan singkat, “Jangan lulus tahun ini Mas”. Butuh
waktu untuk memahami pesan ini.
Ya, kata “lulus”
memang menggetarkan hati ketika seorang mahasiswa yang berada di tahun akhir. Bagi
saya, kata ini menjadi menggetarkan hati karena lulus merupakan bentuk
tanggungjawab amanah kita kepada orang tua. Ya, amanah kita kepada orang tua. Apalagi
ketika orang tua memberikan sebuah pilihan kepada kita, “Silahkan pilih hal
terbaik menurutmu”. Pesan ini bukan berarti sebuah pembenaran untuk mengambil
keputusan secara sembarangan. Justru pernyataan itu adalah sebuah kepercayaan
bahwa kita telah mampu memilih dan bertanggungjawab untuk mengambil sebuah
keputusan.
Maka,
apakah pesan “kuning” “Jangan lulus tahun ini Mas”, terlepas apakah ini serius
ataukah bercanda, sepertinya tidak akan saya jawab Iya J. Insya
Allah kita berikhtiar untuk memenuhi apa yang telah kita rencanakan. Ya, bentuk
keistiqomahan kita terhadap sebuah rencana hidup. Bukankah itu merupakan
perintah Allah, “Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok” (Al Hasyr:18). Selanjutnya kita bertawakal dan
menyerahkan hasil dari ikhtiar kita ini kepada Allah Swt.
Wallahu a’lam
bi showab.
Yk.20.3.2013
*sehari
setelah sebuah keputusan penting
Idzkhir
al-Mu’adz
2 comments:
jadi lulus taun ini mas? *nanya serius* *rapenting* *ampun*
Insya ALLAH tahun ini :)
Post a Comment