Thursday, March 21, 2013



12 03 2013 (12 Maret 2013-read) sepertinya semua peserta acara hati itu berakhir dengan kesan tersendiri untuk sebuah pesan berjalan. “Pesan kunng” maksudnya adalah pesan/kesan/kritik/nasehat yang ditulis disecarik kertas berwarna kuning. Untuk selanjutnya dijalankan dalam satu lingkaran forum. Ya, ini salah satu hal sederhana yang sering saya lakukan sejak SMA. Sekedar untuk mendapatkan pendapat orang lain bagi diri kita. Dan yang terutama bagi saya adalah mendapatkan nasehat dari orang lain. Percaya atau tidak, sebuah sunnatullah bahwa kita membutuhkan nasehat dalam hidup ini. Apalagi ketika kita menjadi yang berada “diatas”, ketika semua orang menganggap kita menara gading. Justru pada kondisi inilah seseorang butuh banyak nasehat. Sekali lagi, bagi saya kritik, nasehat bahkan protes dan hujatan pun penting sebagai evaluasi diri. Maka “pesan berjalan” ini cukup berarti.   

Lalu apa yang tertulis di “pesan kuning”? Banyak hal. Dari yang menyinggung masalah perbaikan gizi, motivasi, kata-kata mutiara, nasehat, dll. Namun setidaknya ada 1 pesan, Wallahu a’lam, pesan ini seperti menjadi permintaan, do’a dan renungan. 1 pesan yang tidak hanya tertulis sekali. Pesan singkat, “Jangan lulus tahun ini Mas”. Butuh waktu untuk memahami pesan ini.

Ya, kata “lulus” memang menggetarkan hati ketika seorang mahasiswa yang berada di tahun akhir. Bagi saya, kata ini menjadi menggetarkan hati karena lulus merupakan bentuk tanggungjawab amanah kita kepada orang tua. Ya, amanah kita kepada orang tua. Apalagi ketika orang tua memberikan sebuah pilihan kepada kita, “Silahkan pilih hal terbaik menurutmu”. Pesan ini bukan berarti sebuah pembenaran untuk mengambil keputusan secara sembarangan. Justru pernyataan itu adalah sebuah kepercayaan bahwa kita telah mampu memilih dan bertanggungjawab untuk mengambil sebuah keputusan.

Maka, apakah pesan “kuning” “Jangan lulus tahun ini Mas”, terlepas apakah ini serius ataukah bercanda, sepertinya tidak akan saya jawab Iya J. Insya Allah kita berikhtiar untuk memenuhi apa yang telah kita rencanakan. Ya, bentuk keistiqomahan kita terhadap sebuah rencana hidup. Bukankah itu merupakan perintah Allah, “Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok” (Al Hasyr:18). Selanjutnya kita bertawakal dan menyerahkan hasil dari ikhtiar kita ini kepada Allah Swt.
Wallahu a’lam bi showab.



Yk.20.3.2013
*sehari setelah sebuah keputusan penting




Idzkhir al-Mu’adz

Posted on Thursday, March 21, 2013 by Akhdan Mumtaz

2 comments

Thursday, March 14, 2013

*Catatan KP #7

          5J1T01. Sebuah kode rahasiakah atau sebuah misi rahasia? Saya bisa menyatakan ini sebagai sebuah misi rahasia untuk memecahkan satu misteri. Misteri kegagalannya. Karena 5J1T01 adalah kode nomenklatur dari sebuah Fan yang terdapat di pabrik Indarung V PT Semen Padang. Lalu maksudnya sebuah misteri? Tidak lain karena ini adalah sebuah tugas khusus yang saya terima dari Pembimbing KP disini.  Menjadi sebuah misteri karena sejak awal mendapatkan tema ini, saya menyadari ini sebagai hal yang belum saya lakukan sebelumnya dalam kerangka analisis masalah. Karena menganalisis sebuah alat apalagi fan berarti mempelajari sebuah proses mekanik dari sebuah alat. Dan disiplin ilmu saya, Teknik Industri tidaklah terlalu dalam dan detail terhadap hal itu. Karena bagian itu merupakan pembahasan utama dari disiplin ilmu Teknik Mekanik (Mesin-read).

          Maka apa yang saya lakukan untuk tema tugas khusus ini adalah sebuah “perjuangan hingga titik keringat penghabisan”. Maka analisis yang saya lakukan pun adalah berdasarkan kerangka pemahaman Dinamika Sistem sebagaimana yang saya kuasai dari salah satu disiplin ilmu Teknik Industri. Dengan tools-tools seperti histogram, pareto dan grafik sebagai analisis awal. Namun, setelah didalami saya akhirnya meyakini bahwa pembahasan ini sebenarnya tidak jauh dari apa yang kami miliki sebagai mahasiswa Teknik Industri. Melihat segala sesuatu dalam kerangka sistem yang saling berhubungan dan terintegrasi. Sehingga aspek-aspek yang diperhatikan pun tidak hanya satu disiplin ilmu melainkan multidisiplin. Ya, itulah Teknik Industri.

        Berikut abstraksi dari analisis yang saya lakukan terhadap komponen ini. ID fan 5J1T01 merupakan salah satu fan utama pada Kiln ID fan Indarung V. Komponen ini berperan sebagai alat yang mengalirkan fluida gas dan menciptakan perbedaan tekanan sehingga menarik udara dari Grate Cooler melalui TAD sebagai pasokan energy panas pada di siklon string A (ILC) untuk pembakaran raw mix di Kiln. Bingung? Begitu pun saya pada awalnya hingga secara bertahap memahami proses ini saat berada di pabrik semen tertua di Indonesia ini. Maka dari pemahaman awal ini saya mulai memahami komponen part-part, prinsip kerja, dan proses yang diperankan  peralatan ini.  

          Dari aspek ini kita akan memahami berbagai faktor yang berpengaruh dalam proses. Baik mekanik, kimia (proses), elektrik, tenaga, dll. Semua itu menjadi sebuah sistem yang saling berkaitan satu sama lain. Analisis pun dilanjutkan dengan memperhatikan aspek kronologis berdasarkan histori card data dari peralatan yang menjadi tema khusus. Ya, ternyata banyak problem yang sama dan berulang dari beberapa masalah yang terjadi pada bagian itu selama periode tahun 2012-2013. Sebuah pencerahan dari kebingugan dari analisis masalah komponen ini. Dan secara bertahap pun pendalaman dilakukan terhadap masalah tersebut. Dari aspek identifikasi masalah, analisis hingga akhirnya menetapkan satu rootcause yang menjadi pembahasan.

       Rootcause ini pun akhirnya butuh pendalaman lebih bagi saya untuk menyelesaikannya. Dan secara subjektif saya sampaikan bahwa seorang Mekanik pun belum tentu dapat menyelesaikannya. Bagaimana dengan seorang Teknik Industri? Yang dapat saya lakukan adalah membangun kerangka masalah dan membutuhkan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan sebuah titik temu. Dan dalam hal ini waktu saya terbatas. Lagipula saya bukan seorang Project Director yang bisa mengumpulkan pihak-pihak terkait selama masa KP ini. Sehingga yang saya lakukan adalah mengumpulkan pecahan-pecahan puzzle misteri ini dari bertanya dan bertanya. Dilanjutkan dengan membaca dan membaca. Hingga akhirnya menulis dan menganalisa. Dan jawaban pun ditemukan dengan beberapa rekomendasi atas keterbatasan yang saya miliki.

          Bagi saya ini adalah Teknik Industri. Ketika saya menganalisis dan membahas masalah dengan mengumpulkan pecahan-pecahan puzzle dari aspek yang multidisiplin. Memperhatikan aspek proses dari suhu, kimia dan aliran. Bahkan memperhatikan aspek mekanik dari geometri dan material hingga aspek instrument. Semua itu adalah “sistem” sebagaimana menjadi pembahasan utama dalam disiplin ilmu Teknik Industri. Meskipun banyak pandangan miring terhadap disiplin ilmu ini dari dikenal sebagai IPSnya Teknik, dll namun saya dengan bangga menyatakan I’m proud to be an Industrial Engineer. Cause we solve your problem as system J


NB:
Dikarenakan aspek utama tulisan ini bisa jadi sebuah rahasia perusahaan maka saya tidak bisa mencantumkan hasil temuan dari tugas khusus tersebut.


Pdg.6.3.2013



Idzkhir al-Mu’adz

Posted on Thursday, March 14, 2013 by Akhdan Mumtaz

2 comments

Monday, March 11, 2013

*Catatan KP #6

“Bisa jadi, perbincangan sederhana kita saat ini (Ba’da Subuh)
Justru menjadi bekal kalian dalam menjalani hidup,
dibandingkan materi atau kajian yang saya berikan di ruang kelas”
(Ustadz Arif Rif’an, Musyrif Asrama)

          Kalimat ini adalah salah satu kalimat yang paling saya ingat dari banyak nasehat yang selalu diberikan Musyrif Asrama kami, Ustadz Arif. Oya, kata “Musyrif” bermakna “Pembina” karena saat ini saya hidup dan dibina di asrama Lembaga Pendidikan Insani sebagai santri (santri kilat 2 tahun-read). Dan saya benar-benar meyakini  hal itu. Bahwa banyak hal yang kita alami dalam kehidupan ini bisa jadi bermakna sia-sia ketika dilihat secara materi. Namun, yakinlah bahwa semua itu adalah pelajaran hidup yang Allah berikan kepada kita. Karena tidak ada sesuatu yang sia-sia ataupun kebetulan dalam hidup. Semua terjadi karena izin Allah swt.

     Masih dalam suasana Kerja Praktek yang belum selesai. Lebih tepatnya dalam perjuangan untuk segera selesai. Tak terasa sudah H+6 dari jadwal selesai seharusnya. Syukurnya kami terhitung dalam masa perpanjangan Kerja Praktek sehingga masih dalam jalur akademis. Dan tepat hari ini, 5 Maret 2013, laporan saya ditandatangani pembimbing. Sehingga tahap selanjutnya adalah menemui Kabiro untuk mendapatkan persetujuan dan tandatangan. Rekan saya, masih dalam perjuangan terbaiknya untuk menyelesaikan. Pada hari itu pun kami bersama-sama kembali konsultasi dengan pembimbing.

          Mengeluh, ya alih-alih semua hal ini menjadi keluhan karena semua serba dalam penantian hanya untuk sebuah laporan. Astagfirullah, saya mohon ampun kepada Allah. Seharusnya tidaklah seorang Muslim ketika dia dalam hidupnya selalu mengeluh karena berarti tidak menerima takdir Allah. Dan hari ini pun Allah kembali seperti memberikan pelajaran dan hikmahnya kepada kami. Dan semua bermula dari konsultasi terakhir kami pada sore ini.

          “Jadi enak kan membaca dan memahami laporan kamu”, buka Pembimbing saat mengoreksi laporan rekan saya. “Tolong dilengkapi ini dan ini….dst”, lanjut beliau. Saya hanya memperhatikan dan mendengarkan setiap masukan untuk penyelesaian laporan rekan saya. Dan ketika masukan telah disampaikan sampailah pada pertanyaan, “Jadi bisa selesai kapan?”. Saya pun menguatkan dan meyakinkan rekan saya, “Besok klo bisa Pak”. “Ya, tergantung usaha dan keseriusan kamu”, ungkap beliau. Dan ternyata itu adalah motivasi pembuka beliau pada hari itu. Karena beliau menceritakan sedikit kisah hidup dan motivasinya bagi kami sebagai mahasiswa.

          “Ini barulah sebuah ujian sederhana kamu dalam menghadapi dunia nyata. Karena KP adalah sebuah pijakan kamu untuk memasuki dunia nyata. Masa SD hingga kuliah adalah masa dimana kamu bermimpi. Karena pada fase itu alur hidupmu dipenuhi oleh mimpi-mimpi untuk menjadi apa. Sedangkan ketika kamu wisuda dan mendapatkan gelar sarjana, fase itulah kamu akan memasuki dunia nyata dari mimpi-mimpimu.

          Maka jadikan KP ini sebagai tempat kamu belajar untuk memasuki dunia nyata. Karena tentunya setelah KP kamu akan menyelesaikan tugas akhir dan menjadi sarjana. Dan menjadi sarjana itu adalah sebuah tanggungjawab berat. Layaknya gelar ‘haji’ saat kembali dari tanah suci, gelar sarjana pun saat wisuda harusnya dipenuhi rasa tangis karena kamu akan bertanggungjawab terhadap gelar itu”.

          Sebuah nasehat yang luar biasa bagi saya sebagai mahasiswa tingkat akhir. Karena ungkapan salah seorang rekan saya yang wisuda pun cukup menarik. “Wisuda hanyalah ibarat hari dimana kamu menjadi ratu/raja sehari. Yang utama justru hari sesudah itu”. Ya, terlepas dari berbagai pandangan itu, pernyataan dari Pembimbing KP ibarat motivasi untuk selalu bersyukur. Bahwa menjadi sarjana strata 1 adalah sebuah hal besar dan harus disyukuri. Apalagi didunia industri. Maka bersegeralah untuk meraih gelar itu secepatnya J

Ya, masihkah mengeluh dengan jadwal ‘kembali’ yang tertunda?
Bersyukurlah dan yakinilah bahwa semua ini adalah pelajaran hidup penuh makna


Pdg.6.3.2013
*dalam detik penantian menemui Kabiro
diruang admin CBM



Idzkhir al-Mu’adz

Posted on Monday, March 11, 2013 by Akhdan Mumtaz

No comments

*Catatan KP #5

Ikhlas, hanya itulah kata yang tepat untuk mendeskripsikan pilihan saat ini. Ya, beberapa hari terakhir Kerja Praktek membuat kami semua berjuang untuk menyelesaikan tanggungjawab kami. Masing-masing berfokus untuk menyelesaikan bagian utama dari Kerja Praktek, Tugas Khusus. Begitu pun saya, apalagi setelah beberapa kali konsultasi tema masih sangat banyak coretan dan revisi. Bukan hanya itu, ada satu kesempatan dimana progress tugas saya tidak ada coretan. Bukan karena benar tapi karena “memang salah semua”. Sehingga sangatlah wajar ketika kami berjuang dengan melengkapi segala kekurangan. Bertanya kesana kemari, bolak balik ruangan CBM hanya untuk memperoleh data, mencuri-curi kesempatan bisa internet untuk melengkapi bahan dan referensi. Semuanya untuk satu tujuan akhir, kembali ke Jogja.

Hm… kembali ke Jogja. Namun bagi saya tidak hanya itu, melainkan juga mengambil kesempatan untuk benar-benar bisa berkumpul dengan keluarga dirumah. Karena meskipun Kerja Praktek ditanah kelahiran, justru kesempatan untuk benar-benar berkumpul itu belum saya peroleh. Padahal, banyak hal yang harus dikonsultasikan kepada orang tua. 2 tahun 7 bulan bukanlah waktu yang singkat untuk menanti kesempatan kembali ke tanah kelahiran. Oleh karena itu, tanggungjawab Kerja Praktek ini HARUS segera selesai.

Hingga sampailah pada 2 hari terakhir jadwal Kerja Praktek. Alhamdulillah misteri 5J1T01 bisa saya pecahkan dengan segala kepahaman yang mungkin masih terbatas. Oya, 5J1T01 adalah kode nomenclature mesin yang menjadi tema tugas khusus saya. Dan kami (saya dan rekan satu lokasi KP) dengan tekad kuat menghadap Pembimbing. “Sudah bagus, tinggal lengkapi dengan bagian ini dan ini. Besok sudah bisa saya tandatangani”, ungkap Pembimbing. Kalimat ini menjadi kebahagiaan terbesar saya pada hari itu karena akhirnya perjuangan ini berbuah. Alhamdulillah, Segala puji hanyalah milik Allah, saya pun bisa tersenyum cerah karena tanggungjawab ini pun sudah akan selesai didepan mata. Pulang, berkumpul dengan keluarga dan kembali ke Jogja. Nice Ending. Hingga sampailah pada kesempatan rekan saya untuk konsultasi.

Pembimbing pun memperhatikan poin-poin yang tertulis. Dan satu per satu coretan pun dituliskan. Diiringi nasehat dan motivasi melihat progress yang ada. “Tolong direvisi sampai bagian ini dulu ya. Daripada kebanyakan nanti malah lupa hasil koreksi saya dan tidak selesai”, ungkap beliau. Duarr… bagai letusan kembang api didepan mata. Berarti jadwal KP kami lebih lambat dari jadwal seharusnya. Rekan saya pun berkata, “Apakah masih cukup waktu kami Pak? Karena besok sudah merupakan hari terakhir dari jadwal KP disini”. Mendengar itu Pembimbing kami agak kaget. “Sudah 1 bulan ya?, ungkap beliau. “Sudah Pak”, jawab kami serentak. “Klo begitu, masa KP kalian diperpanjang saja ya”, pernyataan semangat dari beliau. Saya hanya bisa terdiam. Pembimbing pun mengarahkan pandangan ke saya, “Meskipun kamu sudah tinggal menyempurnakan tapi kan kalian bersama-sama disini. Jadi harus sama-sama lah menyelesaikan KP disini”. “Iya Pak”, saya pun sepakat lagipula memang ada rencana untuk lebih telat kembali ke Jogja meskipun bukan demi KP ini.

“Tapi Pak, saya telah membeli tiket kepulangan besok”, ungkap rekan saya. Sejenak Pembimbing pun berpikir. “Ditunda saja ya meskipun kena charge biaya. Lagipula terlalu cepat kamu memesan tiketnya. Dan saya pun merasa bertanggungjawab apabila laporan kalian belumlah baik sebagaimana seharusnya”, ungkap Pembimbing. Kami berdua pun diam dan dengan kerelaan hati berkata, “Iya Pak, klo memang harus begitu”. Dan kami pun kembali menuju kontrakan dengan suasana hati masing-masing. Saya, tentu tidak bisa mengungkapkan kebahagian karena laporan saya bisa diterima karena rekan saya justru sebaliknya. Tekad saya hanya satu, “Datang kesini bersama-sama maka keluar pun dari sini juga harus bersama-sama”. Dan saya akui ini adalah pilihan yang berat ketika mengingat egoisme dan rencana yang saya punya. Rencana untuk memiliki kesempatan berkumpul dengan keluarga.

Hingga dalam perjalanan pulang, rekan saya pun tak kuasa menahan tumpahan air mata dari sedikit kekecewaan beliau. Dan tahukah sahabat? Salah satu kondisi dimana Anda bingung untuk berbuat apa-apa adalah ketika ada orang dalam kesedihan disebelah Anda. Antara menasehati ataukah mendiamkan. Karena yang saya pahami, untuk kondisi saat itu yang dibutuhkan adalah merenung dan berdiam diri. Maka saya pun memilih untuk sedikit mengeluarkan kata-kata. Tidak lain dan tidak bukan karena saya meyakini semua orang bisa kembali berdiri untuk bangkit.

Maka ikhlas adalah pilihan terbaik saat itu. Dan bersabar untuk semua tantangan ini. Memang sedikit ada rasa sedih ketika rekan-rekan yang lain kembali dengan jalannya masing-masing sedangkan kami masih harus bertahan disini. Memang berat tapi mengungkapkan hal yang memberatkannya hanya akan melemahkan keikhlasan itu sendiri.
Dan Allah-lah sebaik-baik pembuat rencana. Tugas kita sebagai hamba-Nya adalah berikhtiar maksimal untuk setiap rencana kita. Dan bertawakal apakah rencana kita sesuai dengan rencana Allah. Apabila tidak berarti ada rencana yang lebih dari Allah kepada kita sebagai hamba-Nya.




Pdg.6.3.2013
Perjuangan menikmati
setiap detik-detik terakhir keberadaan disini



Idzkhir al-Mu’adz 

Posted on Monday, March 11, 2013 by Akhdan Mumtaz

No comments