"Sebuah Hikmah Buku  Pesan KMT"

Ketika sebuah evaluasi sering kita lakukan, mungkin salah satu pernyataan yang akan sering muncul adalah tentang komunikasi. Apakah itu miskomunikasi, kurang koordinasi, tidak mendapat informasi, dan alasan lainnya yang menjadikan komunikasi sebagai biangnya. Kasihan juga ketika anak Komunikasi  harus selalu menjadi kambing hitam setiap permasalahan. Lalu masihkah relevan pernyataan-pernyataan seperti ini?

Sebagai awalan, mari sedikit mengingat tentang bagaimana orang tua-orang tua kita bisa berkomunikasi satu sama lain. Ya, bagi kita yang menggunakan sudut pandang hari ini akan berkata, “Sungguh mereka berada dalam sebuah keterbatasan yang nyata”. Bagaimana mungkin dahulu orang-orang bisa janjian untuk bisa berangkat bareng ketika ada kemungkinan mereka datang terlambat beberapa menit. Bagaimana mungkin orang-orang dahulu bisa janjian untuk berkumpul ketika mungkin fasilitasnya hanya lewat ucapan ketika sempat bertemu dijalanan.


Ilustrasinya, coba kita bayangkan ketika kita suatu hari sama-sama berjanji untuk berangkat dari Pariaman menuju Padang. Kita adalah 3 orang yang terpisah berdasarkan 3 tempat tinggal. Pariaman, Pauh Kambar dan Lubuk Alung (nama-nama lokasi nyata bukan fiktif). Nah, bus akan berangkat dari Pariaman sehingga kita akan janjian bahwa yang dari Pariaman berangkat jam 6 pagi. Maka pedoman kita untuk bisa sama-sama berangkat adalah sama-sama bersiap ditempat masing-masing untuk perkiraan berangkat. Perkiraan bus tiba di Pauh Kambar 6.30 sedangkan Lubuk Alung jam 6.45. Dan hanya inilah yang jadi pedoman kita untuk bisa bertemu dan disepakati pada saat janjian. Dan orang-orang terdahulu bisa berkomitmen dengan janji pertemuan ini. Dan itu terbukti tidak menjadi kendala. Hal yang mungkin berbeda dengan saat ini ketika kita cukup mengirim pesan singkat bahwa sekarang kita sudah sampai dimana untuk kemudian teman-teman kita bersiap-siap.  


Atau untuk orang-orang dahulu aktif diorganisasi. Bagaimana mungkin kita bisa menyepakati tentang adanya jadwal rapat, kumpul panitia, koordinasi, dll. Ketika anggotanya terpisah tempat, lokasi, fakultas, jurusan, dll. Saya terkadang masih tidak membayangkan dengan keterbatasan seperti itu, banyak hal-hal besar yang dapat dilakukan. Dan untuk beberapa mungkin secara subjektif dapat dinyatakan bisa jadi lebih baik dari apa yang ada saat ini.


Salah satunya adalah sebuah media menarik dari organisasi saya terdahulu. Yakni “Buku Pesan”. Sebuah media yang menghubungkan sebuah organisasi yang memberi warna perubahan di Fakultas Teknik UGM. Warna perubahan ketika organisasi ini persis dideklarasikan berdiri setelah hari itu ada aksi besar-besaran Reformasi 1998 dan beberapa jam sebelum Alm Presiden Soeharto menyampaikan pidato pengunduran dirinya. Bagaimana mungkin untuk sebuah organisasi yang baru lahir itu bisa sedemikian kuat pada fase awal. Ketika mimpi-mimpi yang dibangun dalam setiap koordinasi, rapat, kepanitiaan dapat terealisasikan tanpa kendala yang disebut komunikasi.


Beberapa hal kunci yang dapat saya peroleh dari membaca buku-buku pesan fase awal organisasi ini diantaranya:
-      Menjadikan “Buku Pesan” sebagai bagian dari aktivitas harian yang tak terpisahkan dari anggota saat itu.
Inilah dasar dari apa yang mereka yakini dari pentingnya saling berkomunikasi. Setiap harinya mereka selalu menyempatkan diri untuk membaca ada info terbaru apakah yang tertulis disana. Dari rencana rapat, rencana agenda organisasi, dll. Bayangkan untuk pengumuman dan rencana rapat dibahas melalui sebuah media tulisan. Ketika lobi jadwal dan penyampaian usulan dilakukan dengan tulisan di buku pesan itu.   
-      Rasa persaudaraan (ukhuwah) dan silaturrahim yang mengakar kuat
Ketika setiap anggota yang telah menyempatkan diri membaca buku pesan dan memperoleh info akan saling mengabari saudara-saudara yang lain ketika bertemu di jalan. Terlepas dari apakah teman yang lain tersebut sudah membaca atau tidak. Apalagi ketika mengetahui bahwa beberapa teman yang lain sedang dalam kesibukan yang luar biasa sehingga dirasa mungkin tidak sempat untuk membaca apa yang tertulis di Buku Pesan
-      Komitmen terhadap waktu
Ketika kesepakatan dan perjanjian yang telah disetujui di pembahasan buku pesan ataupun dari pertemuan sebelumnya berusaha untuk ditepati. Karena tidak ada kesempatan lagi untuk menyampaikan bahwa kita akan datang terlambat beberapa menit sebelum agenda janjian atau membatalkan agenda tiba-tiba. Maka yang lahir adalah aktivitas-aktivitas yang diusahakan tepat waktu.
-      Meyakini bahwa janji sebagai sesuatu yang berharga dan berpengaruh terhadap yang lain
Dikarenakan tentunya ketika janji dan kesepakatan itu disetujui maka tentunya ada hal yang dikorbankan dari kita. Apakah itu agenda kita yang lain seperti belajar, kumpul dengan keluarga atau teman-teman, dll. Sehingga yang hadir adalah sangat berhati-hati dan saling menjaga apa yang telah disepakati. Oleh karena itu, ketika kita benar-benar tidak bisa hadir yang berusaha dilakukan adalah bertemu langsung dengan penanggungjawab agenda untuk menyampaikan bahwa kita tidak bisa. Karena meyakini bahwa izin itu tidak cukup dengan hanya menitipkan pesan kepada teman yang lain.  

Oleh karena itu, bagaimana mungkin dikondisi kita saat ini alasan komunikasi menjadi alasan yang masih klasik bagi kita? Alasan untuk masih dijadikan sebagai problema. Jikalau mau jujur maka kita akan sedikit malu dengan orang-orang terdahulu yang bagi kita berada didalam keterbatasan namun kenyataannya seperti beyond the limit. Padahal hari ini kita telah dibekali dengan berbagai macam fasilitas untuk menanggulangi apa yang kita pandang sebagai keterbatasan itu. Ketika dunia nyaris tidak ada batasnya saat jaringan komunikasi itu begitu luas. Dengan fasilitas telpon genggam yang hampir setiap manusia di bumi ini punya atau bahkan dengan fasilitas pesan khusus seperti Blackberry Messenger. Dengan media sosial yang seperti tidak terbatas lagi dari Facebook, Twitter, dll. Atau mungkin justru media dan fasilitas inilah yang membuat kita semakin menumpulkan arti penting dari komunikasi itu sendiri. Maka  Masihkah Komunikasi Menjadi Problema Kita?

Idzkhir al Mu’adz
Yk.24.4.2012
10.25