The Presentation Secrets of Steve Jobs: How to be Insanely Great in Front of Any Audience, merupakan buku baru dari pelatih komunikasi dan kolumnis BusinessWeek, Carmine Gallo. Dia mengungkapkan teknik-teknik yang telah mengubah CEO Apple menjadi salah satu komunikator dunia yang paling luar biasa. Selama lebih dari tiga dekade, Jobs telah mengubah acara peluncuran produk menjadi sebuah bentuk seni.

15 Strategi Teknik Presentasi Ala Steve Jobs

1. Rencanakan dalam Bentuk Analog
Setiap presentasi Steve Jobs memiliki semua elemen dari sebuah film box office. Pahlawan dan penjahat, tampilan visual yang menakjubkan dan sebuah peran pendukung. Dan, seperti sutradara film, Steve Jobs menggunakan storyboard untuk menentukan plot presentasinya. Sebelum Anda menggunakan menggunakan perangkat digital dan membuka PowerPoint (atau Keynote untuk pengguna Macintosh), ambillah waktu untuk brainstorming, menggambar sketsa, atau menggunakan whiteboard. Ingatlah, inti dari teknik presentasi adalah Anda menghantarkan sebuah cerita kepada audiens. Slide hanya berfungsi untuk melengkapi cerita Anda. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 1 : Rencanakan dalam Bentuk Analog.

2. Fokus pada Manfaat
Pendengar akan menanyakan pada dirinya sendiri sebuah pertanyaan: Mengapa saya harus peduli? Steve Jobs menjual manfaat di balik setiap produk atau fitur baru – dan dia menerangkannya dengan sangat jelas. Mengapa membeli iPhone 3G? Karena “iPhone 3G dua kali lebih cepat dengan harga setengahnya.” Apa yang begitu hebat pada Time Capsule? ”Semua foto, video, dan dokumen Anda yang tak tergantikan terlindung secara otomatis dan mudah untuk didapatkan kembali jika mereka hilang.” Teknik presentasi ala Steve Jobs ini juga tercermin dalam situs web Apple yang juga terus berfokus pada manfaat misalnya dengan menampilkan artikel “10 Alasan Mengapa Anda Akan Jatuh Cinta Pada Mac.” Tak ada yang peduli dengan produk atau layanan Anda. Mereka hanya peduli tentang bagaimana produk atau jasa Anda akan memperbaiki kehidupan mereka. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 2 : Fokus pada Manfaat

3. Jual Mimpi, Bukan Produk
Steve Jobs tidak menjual komputer. Dia menjual janji akan dunia yang lebih baik. Dalam presentasinya, Steve Jobs bak seperti menciptakan pengalaman baru. Ketika Jobs memperkenalkan iPod pada tahun 2001, ia berkata, “Dengan cara kecil kami sendiri, kami akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.” Ketika kebanyakan orang melihat iPod hanya sebagai pemutar musik, Jobs mempresentasikannya sebagai alat untuk memperkaya kehidupan orang-orang. Tentu saja tetaplah penting untuk memiliki produk yang hebat. Tapi gairah, antusiasme, dan perasaan akan tujuan yang lebih besar daripada produk yang sebenarnya akan membuat Anda dan perusahaan Anda menonjol dibandingkan kompetitor Anda. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 3 : Jual Mimpi, Bukan Produk.



4. Buat Judul yang Twitter Friendly
Bisakah menggambarkan produk atau layanan dalam 140 karakter? Steve Jobs menciptakan judul atau deskripsi untuk setiap produk dan setiap judul itu dapat dengan mudah masuk di posting Twitter. Misalnya, ketika Jobs memperkenalkan MacBook Air pada Januari 2008, ia menggambarkannya dengan frase: “notebook tertipis di dunia.” Satu kalimat itu berbicara banyak hal. Steve Jobs akan memberikan detail produknya dalam presentasinya dan dalam situs web Apple, tetapi ia menentukan satu kalimat positioning untuk setiap produknya. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 4 : Buat Judul yang Twitter Friendly.

5. Tentukan Tokoh Antagonis
Dalam cerita-cerita klasik, superhero selalu berkelahi dengan penjahat. Hal yang sama berlaku dalam teknik presentasi Steve Jobs. Pada tahun 1984, penjahatnya adalah IBM yang dikenal sebagai “Big Blue”. Sebelum Jobs memperkenalkan iklan televisinya yang terkenal pada tahun 1984 kepada sekelompok tenaga penjualan Apple, ia menciptakan sebuah cerita yang dramatis di sekitarnya. ”IBM menginginkan segalanya,” kata Jobs. Apple akan menjadi satu-satunya perusahaan yang berani mencegahnya. Cerita itu sangat dramatis dan orang-orang menjadi tergila-gila pada Apple. Pakar branding Martin Lindstrom mengatakan bahwa merek besar dan agama memiliki sesuatu yang sama: ide menaklukkan musuh bersama. Menciptakan tokoh penjahat memungkinkan audiens untuk bergerak bersama sang superhero: produk Anda. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 5 : Tentukan Tokoh Antagonis.

6. Gambarkan Peta Jalannya
Steve Jobs memberikan batasan cerita (outline) pada awal setiap presentasinya. Dalam sebuah acara musik pada tanggal 9 September 2009, Jobs mengatakan kepada penonton bahwa dia akan berbicara tentang tiga produk: iPhone, iTunes, dan iPod. Sepanjang presentasi ia selalu memberikan penanda-penanda verbal untuk membantu pendengar mengikuti alur ceritanya. Misalnya setelah ia selesai menjelaskan tentang iPhone ia berkata, “iPhone. Hal pertama yang saya ingin bicarakan hari ini. Sekarang, mari kita beralih ke yang kedua, iTunes.” Penanda verbal menjaga pendengar supaya tetap berada di jalur ceritanya. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 6 : Gambarkan Peta Jalannya.

7. Buat Slide Visual
Produk-produk Apple mudah digunakan karena mereka menghilangkan kerumitan. Itu adalah filosofi desain yang juga berlaku untuk setiap teknik presentasi Steve Jobs. Tidak ada bullet point dalam presentasinya. Sebaliknya Jobs menggunakan foto dan gambar. Ketika rata-rata slide PowerPoint memiliki 40 kata, sulit untuk menemukan tujuh kata pada 10 slide presentasi Steve Jobs. Teknik presentasi ini didasarkan pada gagasan bahwa informasi lebih efektif diingat ketika teks dan gambar digabungkan. Misalnya, ketika Steve Jobs meluncurkan Macbook Air, laptop ultra-tipis Apple, ia menunjukkan slide gambar yang memperlihatkan Macbook Air masuk dengan pas ke dalam sebuah amplop manila. Sebuah gambar yang bernilai seribu kata. Steve Jobs pernah berkata, “Simplicity is the ultimate sophistication.” (Kesederhanaan adalah kecanggihan tertinggi.) Jadilah canggih. Jagalah supaya tetap sederhana. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 7 : Buat Slide Visual.


8. Patuhi Peraturan 10-Menit
Para ilmuwan syaraf telah menemukan bahwa otak menjadi lelah setelah 10 menit presentasi. Dengan kata lain, tidak peduli seberapa menariknya pembicara, penonton akan cenderung menjadi abai setelah sekitar 10 menit. Presentasi Steve Jobs berlangsung sekitar 1,5 jam, tapi setiap 10 sampai 15 menit, ia mengistirahatkan presentasinya dengan video, demonstrasi atau pembicara tamu. Dia tidak memberikan waktu kepada pendengarnya untuk menjadi bosan. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 8 : Patuhi Peraturan 10-Menit.

9. Buatlah Angka Menjadi Mudah Dibayangkan
Dalam setiap presentasi Apple, angka-angka dimasukkan ke dalam konteks untuk menerangkan maknanya pada audiens. Pada 9 September 2009, Wakil Presiden Apple Phil Schiller mengatakan bahwa 220 juta iPod telah terjual hingga saat itu. Dia menempatkan jumlah tersebut ke dalam konteks dengan mengatakan bahwa hal itu mewakili 73% dari pasar. Dia menjelaskan lebih jauh lagi — sekaligus memberikan sebuah pukulan jab pada kompetitor — dengan mengatakan bahwa Microsoft (MSFT) tertinggal jauh di belakang dengan pangsa pasar hanya 1% nya. Schiller belajar teknik presentasi ini dari bosnya, Steve Jobs yang selalu menempatkan angka-angka ke dalam konteks yang mudah dibayangkan pendengarnya. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 9 : Buatlah Angka Menjadi Mudah Dibayangkan.

10. Gunakan Kata-kata yang Sederhana
Steve Jobs menggambarkan kecepatan 3G pada iPhone terbaru dengan kata “amazingly zippy.” Ketika kebanyakan presenter bisnis menggunakan kata-kata yang terlalu teknis, tidak jelas, atau membingungkan, bahasa Jobs sangatlah sederhana. Dia jarang, jika memang pernah, menggunakan jargon yang menutupi inti presentasi seperti “best of breed” atau “synergy.” Bahasanya sederhana, jelas, dan langsung. CEO legendaris General Electric (GE) Jack Welch pernah berkata bahwa seorang manajer yang merasa tidak nyaman dalam presentasinya biasanya menciptakan kompleksitas untuk bermain aman. Pancarkan keyakinan: berbicaralah dengan sederhana. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 10 : Gunakan Kata-kata yang Sederhana.

11. Berbagi Panggung
Steve Jobs sangat identik dengan Apple tetapi presentasinya jarang menjadi one man show. Jobs selalu berbagi panggung dengan mitra bisnis, musisi, dan karyawannya. Pada bulan Oktober 2008, Jobs mengundang kepala desain Apple, Jonathan Ive, untuk memberikan kepada penonton sebuah tutorial tentang bagaimana Apple menciptakan sebuah body notebook Apple dari selembar aluminium. Jobs dapat memberikan informasi itu sendiri, tapi ia memberikan panggungnya kepada orang lain yang memiliki peran atau perspektif yang unik. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 11 : Berbagi Panggung.

12. Gunakan Alat Peraga
Selain latar belakang visual/slide presentasi yang menakjubkan, Steve Jobs menggunakan alat peraga untuk bercerita. Setelah memperkenalkan produk atau fitur baru, Jobs sering duduk di depan komputer atau mengambil iPhone dan menunjukkan cara kerjanya. Ini adalah demonstrasi yang sederhana, tetapi seringkali sangat dramatis. Ketika Jobs memperkenalkan Macintosh pada tahun 1984, dia berjalan ke tengah panggung yang gelap dan perlahan-lahan menarik komputer dari dalam tas hitam. Dia menarik sebuah floppy disk dari sakunya, perlahan-lahan dimasukkan ke dalam komputer, dan berjalan pergi dengan komputer hidup kembali. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 12 : Gunakan alat peraga.


13. Rencanakan Sebuah Momen yang Menakjubkan
Selalu ada satu momen dalam presentasi Steve Jobs yang merupakan momen yang menakjubkan, satu bagian dari presentasi yang akan dibicarakan oleh setiap orang. Momen menakjubkan ini benar-benar dipersiapkan skripnya jauh-jauh hari. Misalnya ketika Jobs meluncurkan MacBook Air, laptop super tipis dari Apple, ia mengambil laptop Macbook Air itu dari dalam sebuah amplop kertas yang biasa digunakan di kantor untuk menunjukkan betapa tipisnya laptop itu. Ini adalah sebuah momen dalam acara Macworld 2008 yang selalu diingat oleh semua orang. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 13 : Rencanakan Sebuah Momen yang Menakjubkan.

14. Praktek. Banyak-banyak Praktek.
Steve Jobs menghabiskan waktu berjam-jam untuk melatih setiap segi presentasinya. Setiap slide ditulis dengan hati-hati, setiap presentasi dipentaskan seperti sebuah penampilan teater. Steve Jobs membuat presentasinya terlihat mudah dan alami, tapi presentasi cemerlang itu adalah hasil dari berjam-jam praktek yang melelahkan. Saya tidak percaya Steve Jobs adalah seorang presenter alami. Jika Anda menonton klip video dari presentasinya 20 tahun lalu, Anda akan melihat bahwa kemampuannya meningkat secara signifikan setiap dekade. Steve Jobs tahun 1984 memiliki banyak karisma tetapi Steve Jobs tahun 1997 adalah pembicara yang jauh lebih mengkilap. Steve Jobs yang memperkenalkan iPhone pada tahun 2007 bahkan lebih baik lagi. Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 14 : Praktek. Banyak-banyaklah Praktek.

15. Memakai Pakaian yang Tepat
Steve Jobs bisa saja memakai kaos turtleneck hitam, celana jeans biru, dan sepatu lari karena, sederhana saja, ia telah sampai pada posisi dimana ia berhak untuk berpakaian seperti yang dia inginkan. Tapi gaya berpakaian Steve Jobs ternyata juga sangat sesuai untuk setiap konsumen produk-produk Apple: kasual dan sophisticated. Pada prinsipnya, berpakaianlah dengan baik dan sesuai dengan audiens Anda. Jangan buat orang memalingkan diri dari Anda sebelum Anda berbicara hanya karena cara Anda berpakaian buruk ! Teknik Presentasi Ala Steve Jobs nomor 15 : Pakailah Pakaian yang Tepat.

Satu hal lagi dalam teknik presentasi ala Steve Jobs: Bersenang-senanglah!
Steve Jobs membuat setiap presentasi tampak sangat menyenangkan. Pada presentasi acara Macworld di bulan Januari 2007, alat presentasi Jobs error sehingga gagal memajukan slide. Bukannya kebingungan, Jobs berhenti sebentar dan menceritakan sebuah cerita lucu tentang saat ketika ia dan “Woz” (co-founder Apple Steve Wozniak) membangun sebuah perangkat pengacau sinyal TV dan bersenang-senang mengacaukan sinyal TV di asrama Wozniak di UC Berkeley. Setelah slide presentasinya selesai diperbaiki, Jobs melanjutkan presentasinya seolah-olah semuanya telah direncanakan. Dia tersenyum, tertawa, dan tampaknya benar-benar menikmati dirinya di atas panggung.