Setelah jum’atan rencana pun dilanjutkan. Ternyata rute awal yang telah disusun diawal memang berubah. Dari rute Asrama-Fakultas Pertanian-Maskam-Fotokopi (beli kertas buat ngeprint)-Asrama (edit+print)-Fakultas Peternakan (ketemu dosen+dekan)-LPPM-Mission Completed. Akhirnya memang bottleneck di asrama. Sehingga waktunya pun dihabiskan lebih banyak untuk menyelesaikan proposal di asrama. Nah, cobaan terkait pengeprint-an sedikit memperoleh solusi karena beberapa penghuni asrama ada diwaktu jum’atan. Sehingga dengan mengharap kemurahan hati sang pemilik printer akhirnya pengeprint-an pun terselesaikan. Alhamdulillah, satu pekerjaan selesai. Saatnya menuju pekerjaan lain yakni ketemu Dosen Pengusul, Dekan Fakultas & LPPM. Semangat-semangat !!!

Tidak berapa lama akhirnya ada juga anggota KKN yang bisa datang untuk mendampingi bertemu daftar-daftar nama yang tadi. Insya Allah segalanya dimudahkan.
Sejurus kemudian kami berangkat menuju sebuah fakultas dengan bangunan yang mungkin lebih baik dari kampus kami, hhe. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Kok bisa? KKN yang mayoritas dihuni ceritanya memperoleh Dosen Pengusul dari fakultas ini. Hm.. cukup panjang untuk diceritakan. Bahkan bisa menjadi satu tulisan tersendiri.

Ok.. sudah sampai dimana tadi? Oya, menuju Fakultas Peternakan. Sesampainya disana kami segera menuju ruangan sang dosen. Alhamdulillah beliau berada ditempat. Tanpa banyak diskusi, beliau langsung memahami dan segera menandatangani proposal kami. Satu daftar terselesaikan. Selanjutnya? Dekan Fakultas Peternakan.

Dag dig dug.. apakah beliau ditempat? Itulah sedikit kekhawatiran dalam pikiran kami. Karena keumuman pengurusan birokrasi yang pernah saya alami adalah menghabiskan waktu. Bisa jadi proposal ini baru akan selesai besok hanya karena sistem birokrasi yang berbeda.

Dan ternyata benar, ketika menghadap seorang Bapak Petugas Kesekretarian, Bapak tersebut berkata, “Sepertinya Pak Dekan akan ada rapat Mas. Jadi kemungkinannya bisa jadi besok”. Kami saling berpandangan (Eits.. bukan karena apa-apa layaknya drama-drama korea). Akan tetapi, karena menyadari bahwa batas pengumpulan adalan jam 15.00 WIB. Sedangkan ketika kami melihat jam, angka telah menunjukkan pukul 13.48 WIB. Maka satu-satunya hal yang kami lakukan adalah berkata, “Maaf Pak, batas pengumpulannya jam 3 ini Pak...”. “Oo.. begitu Mas. Kok pada suka dadakan ya?”, jawab bapak tsb.

Menyadari sempitnya waktu kami maka sang bapak memberi sedikit harapan dengan segera membawa proposal menuju ruang Pak Dekan. Kami pun mengikuti dan mengintip dari luar ruangan Pak Dekan. Dan dari kaca kecil dibagian tengah pintu kami pun memperhatikan. Ternyata Pak Dekan berada ditempat, Alhamdulillah. Dan dengan segera menyentuh map berisi proposal kami. Dag dig dug... Akhirnya dengan pena disaku beliau proposal itu ditandatangani. “Hore!!, teriak kami dalam hati. Alhamdulillah akhirnya permasalahan birokrasi fakultas dapat terlewati. Bahkan tidak hanya berhenti disana, Pak Dekan bahkan langsung membawa keluar ruangan menuju ruang kesekretariatan. Maka senyum kami pun semakin mengembang. Ternyata sistem birokrasi di fakultas ini sangat memudahkan kami disaat genting ini. Maka tanpa pikir panjang kami segera mengambil proposal, memperbanyak, dan mengesahkan. Next, our destination is LPPM UGM... Here we come J

Saat deru motor Vario ini berhenti diparkiran Rektorat, waktu telah menunjukkan pukul 14.30. 30 Menit waktu tersisa. “Alhamdulillah akhirnya bisa selesai”, ungkap kami. Dengan sangat tenang dan bangga kami pun menuju meja penyerahan proposal. Tapi.......ada sesuatu yang aneh. Ketika melihat rekan-rekan mahasiswa disekitar membawa proposal. Mereka juga terlihat membawa sebuah CD. Bukan CD film apalagi software gratis. Pikiran aneh kami pun coba ditepis. “Paling lampiran yang masih bisa disusulkan”, ungkap untuk menghibur diri.

Dan ketika kami serahkan proposal perjuangan itu, halamannya diperiksa. Kelengkapan diperiksa. Dan ternyata memang benar.
M         : CD Softfilenya mana Mas?
I           : CD softfile yang mana y Mbak? (tanpa ada rasa bersalah)
M         : Ya, CD sebagai kelengkapan. CD berisi pdf proposal dan borang kelompok KKN
I           : Hah? Ada persyaratan itu ya Mbak?
M         : Ada Mas. Pasti belum buka situs LPPM? Borangnya bisa didownload disitu  
I & F   : (melihat jam menunjukan pukul 14.45 WIB)
M         : Bisa kan Mas? Ditunggu ya sampai jam 3. Maksimal jam 15.40 lah
I & F   : (segera keluar ruangan dalam kondisi panik)

Saya panik bukan karena apa-apa. Melainkan karena jam setengah 4 juga ada deadline pengumpulan tugas praktikum. Sehingga tentunya harus bersiap-siap juga. Maka kami pun berpencar. Satu pergi untuk membeli CD Blank sedangkan saya membuat pdf proposal dan mendownload borang serta mengisinya. Berharap password UGM Hotspot “bajakan” dapat berguna di gedung rektorat. Dan masih dengan sedikit cobaan ternyata terdapat data dosen yang harus diisi. Sehingga saat rekan KKN yang membeli CD kembali pun kami tak kalah paniknya. CP-nya diisi apa ini? Maka satu-satunya cara adalah mempergunakan senjata sms dan telpon. Dan 14.59 WIB...kami pun tambah panik.

I           : Telpon mbak ini coba
F          : Ok.. (melakukan panggilan),. Halo mbak, bisa kirimkan no Bapak ini?
T          : Wah.. nggak punya e
F          : Coba tolong cari in nih Mbak. Penting ini buat pengajuran proposal

Menunggu beberapa menit untuk jawaban sms dan telpon tadi. Hingga akhirnya jawaban pun masuk. Alhamdulillah... softfile pun selesai. Siip.. Kami pun bergerak kembali ketemu mbak yang sebelumnya. Kali ini lengkap dengan softfile dalam bentuk CD.

I & F   :“Ok Mbak.. Sudah lengkap ini”, ungkap kami.
M         : Ok. Silahkan isi surat penerimaan proposal ini Mas. (Saya pun menuliskan nama, judul proposal, dll)
Hingga saat hendak dikembalikan.
M         : Ini belum lengkap Mas. Tolong isi lagi (saya pun kembali ke meja)
Setelah selesai dan ketemu mbaknya lagi
I           : Udah mbak. Masih ada yang kurang?
M         : (sambil bolak balik proposal). Ini kok ada copy-an yang tidak ada lampiran surat izin dari desanya?
I           : Sepertinya hanya sempat terlampir yang aslinya Mbak. (sambil mengeluarkan foto kopian surat izin)
M         : Nah.. itu ada. Pokoknya apa pun caranya surat itu bisa dilampirkan.

Kami pun mencari stapples untuk melampirkan surat itu. Dan “Huft...” akhirnya selesai. Alhamdulillah, akhirnya bisa bernapas lega untuk meninggalkan LPPM.
Tapi, tiba-tiba sms baru pun masuk.
Y         : “Id, kamu belum ngumpulin tugas lho..”.
I           : (dengan santai menjawab) “Bukannya jam 4 kan?”.
Y         : Reply pun masuk, “Itu yang perkelas dikumpul ke Asslab, sedangkan masing-masing orang maksimal dikumpul jam setengah 4”.
I           : Hah?.. (melihat jam sudah 15.20)

Maka kami pun bergegas menuju toko CD terdekat. Alhamdulillah diketemukan. Dan untuk memburn tidak ada pilihan lain selain melakukan burn data ditempat. Tidak terbayang sebelumnya beli ditempat sekaligus juga burn ditempat.

Dan kata “burn complete” pun akhirnya memberi nafas lega. Maka tindakan terakhir untuk menyelesaikan “Heroic Friday” ini adalah segera bergegas menuju kampus untuk mengumpulkan tugas. Dan tepat 15.30 tugas pun terkumpul persis setelah sms peringatan diterima, “Klo kamu belum ngumpulin 5 menit lagi, terpaksa aku tinggal. Biar kamu serahin langsung j ke Asslab sendiri tugasnya”. Sebuah akhir untuk perjuangan hari ini.

Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu Dustakan?
Tiada kata yang pantas selain bersyukur atas segala rahmat dan kemudahan aktivitas pada hari ini. Maka haruskah kita termasuk orang yang merugi?