Beberapa catatan kaki ini adalah kisah nyata dari beberapa orang yang pernah saya temui dan bercerita. Diantaranya ada yang saya bertemu dan berinteraksi langsung dengan mereka yang terdapat dikisah. Dan beberapa juga ada yang menjadi cerita dari orang lain yang juga menceritakan kepada saya.

Catatan kaki 1:
Tidak ada yang tidak mengenal dirinya. Siswa SMA yang satu ini adalah siswa yang menjadi sosok yang semua masyarakat SMA mengenalnya. Patut dipertanyakan ketika ada masyarakat SMA yang tidak mengenal dirinya. Tidak lain karena kemampuan organisatorisnya disamping aspek kepemimpinannya yang patut diacungi jempol. Padahal saat itu, dia masih lah berada pada tahun pertama di SMA. Usia siswa yang masih sangatlah muda. Akan tetapi, usia tidaklah menjadi alasan. Sehingga sangatlah wajar dan digadang bahwa siswa ini merupakan calon tunggal Ketua OSIS tahun selanjutnya. Hingga akhir kepengurusan OSIS tahun ini pun sudah mendekati waktunya.

Akan tetapi, sebuah peristiwa gempar terjadi di SMA tersebut. Hal yang tidak pernah menjadi dugaan semua orang kala itu. Sang siswa itu menyatakan diri bahwa bersamaan dengan waktu menjelang akhir kepengurusan, dia mengundurkan diri dari OSIS SMA tersebut. Sehingga keputusan itu menjadi sebuah perbincangan dan buah mulut di SMA saat itu. Banyak yang tidak mengira dan tidak sedikit yang menyayangkan keputusan itu. Namun keputusannya telah mantap “Resign From OSIS”. Bagaimana mungkin seorang calon terkuat untuk Ketua OSIS memutuskan diri untuk mundur dari kepengurusan OSIS? Dan itulah pilihan terkuatnya.

Apakah alasan terkuatnya? Hal inilah yang dia sampaikan saat diamanahkan sebagai Ketua ROHIS. “Bahwa Islam lebih saya pilih dibandingkan hal lain”, itulah jawabnya. Semua gemerlap dan gegap gempita ketenaran tidaklah sebanding dengan kebahagiaan bersama dengan Islam. Itulah prinsip yang dia putuskan dan perlihatkan kepada semua orang saat itu.
Catatan kaki 2:
        
        Tidak ada yang tidak mengenal dirinya. Dari orang-orang pasar hingga semua siswa SMP yang dinyatakan terfavorit dikota tersebut. Bahwa dia adalah orang yang lebih ditakuti dibandingkan preman-preman pasar. Akan tetapi, dia juga merupakan orang yang dikenal karena kemampuan akademisnya. Kemampuan bahasa asingnya sangat mumpuni, public speaking skill-nya diakui, bakat seninya tidak ada yang menandingi. Ya, dia merupakan gitaris grup band sekolahnya yang memenangkan berbagai macam festival. Disamping itu dia juga merupakan pengurus OSIS aktif. Hal yang semakin lengkap dengan wajahnya yang terkategori tampan dengan teman dekat perempuan yang juga jadi idola di sekolahannya.
         
       Dan semua itu berubah. Keputusannya yang menggemparkan pasar dan para premannya. Keputusan yang menggemparkan teman akrab dan teman sebayanya. Dan yang lebih mengagetkan saat itu ketika dengan tegasnya dia berkata bahwa Saya Putus dengan teman dekat perempuannya. Ternyata usia 5 tahun dalam kacamata umum tidak menjadi arti apa-apa. Hingga sang perempuan pun sampai datang ke rumah keluarganya untuk meminta dia merubah keputusannya. Namun, tekadnya telah kuat bahwa dia harus berubah. Makna Islam secara utuh telah dia terima untuk benar-benar menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Maka semua itu telah diputuskan.

#Dibalik catatan kaki
Dalam beberapa hal beberapa kisah nyata ini mungkin belum bagian dari apa-apa dibandingkan bagaiamana para sahabat Rasulullah saw menyatakan hijrahnya. Akan tetapi, sering menjadi dilema ketika itu kita lihat dalam sudut pandang hari ini. “Ya, itukan pada masa mereka. Sedangkan kita sedang berada pada masa sekarang”, ungkapan yang sering jadi alasan. Namun 2 catatan kaki diatas mungkin bisa jadi renung bagi kita. Bahwa keputusan untuk berubah secara total itu benar-benar mungkin. Dan kita bisa berkata Saksikanlah bahwa ini keputusan yang aku ambil !!




Yk.14.06.2012



Idzkhir al-Mu'adz